twitterfacebookgoogle plusrss feedemail

Jumat, 26 April 2013

Tangisan Dinding

Semenjak tivi membayar aib, membeli fitnah dan menjual gosip, dinding - dinding terisak dalam senyap. Kekuatannya sebagai pelindung telah lenyap.

Manusia semakin kemaruk, bumi nan indah hancur dikeruk. Manusia terus menggerus, menelisik catatan kelam yang tersimpan dalam kalender yang terhapus. Menembus dinding - dinding masa lalu, demi bangkai penuh bau. Merobohkan dinding - dinding kaidah, demi keuntungan dan uang jadah. Keruhkan telaga yang tenang dan bening, demi hancurnya suasana hikmat dan hening. Lalu tebar kezaliman di semesta, mereka bangga luar biasa.

Mereka sanggup merinci semut di dasar sarang, namun tak kenal gajah yang terpampang. Mereka kanibal tak bermoral, menusuk saudara sendiri dengan belati verbal. Pudar cahaya lenyap akal, perkara haram dianggap halal.

Semenjak manusia menyukai aib, mempercayai fitnah dan meyakini gosip, dinding - dinding berangsur lenyap. Di kerat rayap - rayap berhati kedap.



Sanggulan, 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

bicaralah
sebagai yang memiliki jiwa
atau yang memiliki cinta
atau yang memiliki karsa
atau diam merenungi makna