Kawan
(itu dalam benak kami, para pembeli kematian)
Kau renggut nyawa - nyawa kami
Dengan rasa manis
Dengan nikmat yang memikat
Dengan senyum yang menjerat
Kami mati dalam sunyi
Kami mati sebelum Izrail menghampiri
Minggu, 26 Mei 2013
Sabtu, 18 Mei 2013
Luka Muda
Anak muda itu telah kembali
Setelah menyimak makna kata tantangan
Di ujung - ujung kakinya
Meski kecil, tak terlihat bekas luka
Daki telah membalutnya
Setelah menyimak makna kata tantangan
Di ujung - ujung kakinya
Meski kecil, tak terlihat bekas luka
Daki telah membalutnya
Senin, 13 Mei 2013
Pembungkuk dan Pembangkang
Aku masih membungkuk
(dan senantiasa membangkang)
Kitari langit,
Kepakkan sayap takut
Bentangkan sayap harap
Masih tanpa cinta,
Jika cinta adalah titah
Aku belum menghamba
Jika cinta adalah kuasa
Aku masih meraja
(dan senantiasa membangkang)
Kitari langit,
Kepakkan sayap takut
Bentangkan sayap harap
Masih tanpa cinta,
Jika cinta adalah titah
Aku belum menghamba
Jika cinta adalah kuasa
Aku masih meraja
Minggu, 12 Mei 2013
Asa Kirana
siang - sianglah kau malam
aku belum sempat mengais
tong sampahmu pada menit bagianku
tulang - belulangku direbut kelalaian
aku belum sempat mengais
tong sampahmu pada menit bagianku
tulang - belulangku direbut kelalaian
Jumat, 10 Mei 2013
Tuan Pembual dan Tuan Presiden
Seperti Sang Nabi dari Lebanon, aku pun sangat benci dengan Tuan Pembual. Lidahnya berbual semanis madu, tangannya berlipat menggenggam empedu. Apa yang kalian rasakan bila melihat Tuan Pembual berbicara di tivi - tivi? Mual? Muak? Atau malah kagum? Aku sendiri lebih senang mendengar ucapan Squidward Tentacles daripada celoteh Tuan Pembual.
Kamis, 09 Mei 2013
Fana
Kemanakah derita kemarin,
Yang berat tiada tara?
Inilah matra fana
Datang lalu hilang,
Semau hatinya
Maka mengapa kau menangis?
Yang berat tiada tara?
Inilah matra fana
Datang lalu hilang,
Semau hatinya
Maka mengapa kau menangis?
Senin, 06 Mei 2013
Langit Barat Belum Berwarna Jingga
langit barat belum berwarna jingga
dan siang baru usai bercengkrama.
di putaran, matahari duduk bersila
tersenyum pada wajah - wajah ceria
menebar benih emas dimuka bumi.
di sana,
di tempat yang tak terlihat oleh matahari.
pria tua itu duduk menekur
kepalanya tergolek diantara lututnya.
lelah dan berat menumpuk dipunggungnya.
bersembunyi dari tatapan nanar matahari
seakan ia ejekan
dalam sejarah,
sejarah yang ia tulis
sejarah yang tersimpan dimata cekungnya
ketika ia lupa tentang makna kefanaan.
namun,
ketika ia sadar tentang makna kehilangan
tanah berpijak berpaling dari sinaran.
pria tua itu,
mengikat kakinya pada bumi
meletakkan langit di atas punggungnya
tangannya gemetar memeluk nyawa.
sebagai yang pernah perkasa,
ia menyesal mengejar fatamorgana.
sebagai yang telah renta,
ia masih belum siap untuk sekarat
dan siang baru usai bercengkrama.
di putaran, matahari duduk bersila
tersenyum pada wajah - wajah ceria
menebar benih emas dimuka bumi.
di sana,
di tempat yang tak terlihat oleh matahari.
pria tua itu duduk menekur
kepalanya tergolek diantara lututnya.
lelah dan berat menumpuk dipunggungnya.
bersembunyi dari tatapan nanar matahari
seakan ia ejekan
dalam sejarah,
sejarah yang ia tulis
sejarah yang tersimpan dimata cekungnya
ketika ia lupa tentang makna kefanaan.
namun,
ketika ia sadar tentang makna kehilangan
tanah berpijak berpaling dari sinaran.
pria tua itu,
mengikat kakinya pada bumi
meletakkan langit di atas punggungnya
tangannya gemetar memeluk nyawa.
sebagai yang pernah perkasa,
ia menyesal mengejar fatamorgana.
sebagai yang telah renta,
ia masih belum siap untuk sekarat
Sanggulan, 2012
Minggu, 05 Mei 2013
Rindang Meranggas
Selepas bercengkerama dengan hujan, pohon yang tumbuh di tepi jalan itu semakin menghijau saja. Ia tampak begitu berseri dalam dekapan sinar keemasan matahari pagi. Angin yang berhembus lembut menyapa dedaunan dan mengajaknya berdansa.
Kamis, 02 Mei 2013
Perusak Malam
Bersiaplah,
Kala malam mulai menjejak pundakmu,
Mencolok anak matamu hingga ke otak,
Sungguh ia tak sendirian,
Ribuan legiun perusak malam membonceng Dalam kekuatan penuh,
Wajah mereka sangat buruk,
Hati mereka jauh lebih buruk.
Kala malam mulai menjejak pundakmu,
Mencolok anak matamu hingga ke otak,
Sungguh ia tak sendirian,
Ribuan legiun perusak malam membonceng Dalam kekuatan penuh,
Wajah mereka sangat buruk,
Hati mereka jauh lebih buruk.
Langganan:
Postingan (Atom)